132 views 4 mins 0 comments

Being a Happy Mom

In Asuh, Gaya Hidup
December 27, 2023

Berbicara tentang wanita tak akan pernah ada habisnya. Makhluk Tuhan satu ini, diciptakan dengan berbagai kemampuan. Dari sosok wanita akan terlahir penerus-penerus perjuangan kehidupan. Dari dirinya pula lahir masyarakat yang dapat mencerminkan karakter suatu bangsa. Pepatah mengatakan, “Wanita adalah tiang negara”. Wanita memegang peranan penting dalam menyiapkan generasi kuat di masa mendatang. Menjaga wanita berarti menjaga martabat bangsa di kanca internasional.

“Ummi madrasatul ula”.
Kelak wanita-wanita itu akan menjadi seorang ibu yang akan melahirakan generasi-generasi hebat. Tak heran apabila kebanyakan perempuan hari ini, sering kali menunda pernikahan, sebab fokus untuk menambah kualitas pada diri, salah satunya dengan cara menempuh pendidikan setinggi mungkin. Walaupun tak semua begitu! Karena banyak contoh perempuan yang menikah muda, namun masih bisa melanjutkan studi dan meniti karirnya.

Ketika sebelum memiliki anak, pasangan suami-istri layaknya ABG yang masih bucin. Terlihat seperti pasangan yang masih berpacaran, boncengan berdua, healing berdua, ke cafe berdua, ke mana-mana berdua. Akan tetapi, setelah hadirnya malaikat kecil mungil yang Tuhan titipkan kepada orang tuanya, kehidupan pasangan suami-istri itu berubah. Dari yang biasanya ke mana-mana selalu berdua, sekarang bertiga. Dari tidurnya yang teratur menjadi amburadul. Dari yang biasa ngafe menjadi wes puasa ae. Akan tetapi, dari sekian kelelahan dan kejenuhan dalam mengurus anak, semua terbayar dengan senyum manisnya, tingkah lucunya, dan progress tumbuh kembangnya.

Menjadi seorang ibu adalah suatu anugerah yang Tuhan berikan kepada seorang wanita. Ibu adalah dunia bagi anaknya. Teman bermainnya adalah ibunya. Ada ibu yang memilih resign dari kantronya untuk menemani anaknya dan menjadi ibu rumah tangga. Ada juga seorang ibu, di samping dia merawat anaknya, dia juga tetap bekerja di kantor. Setiap ibu memiliki pilihannya masing-masing. Asalkan hak-hak anak bisa terpenuhi.

Ketika menjadi seorang ibu, apakah berarti proses belajar itu berhenti? TIDAK. Justru, setelah menjadi ibu akan ada banyak sekali ilmu-ilmu baru yang didapat. Perlajaran-pelajaran yang harus dipelajari. Berbagai pekerjaan rumah yang harus dikerjakan. Andai saja boleh, tidurnya seorang ibu itu masih berpikir. ASI anakku sudah tercukupi belum? Nanti menu MPASI apa lagi, ya? Kok anakku belum tumbuh gigi, ya? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya. Sebelum orang lain menanyakan hal itu, ibu sudah menanyakan pada dirinya terlebih dahulu. Terkadang pertanyaan yang datang dari orang lain yang membuatnya insecure, merasa bersalah, tidak bisa menjadi ibu, dan perasaan-perasaan lainnya.

Memang tak mudah menjadi seorang ibu. Anaknya bermasalah yang disalahkan ibunya. Anaknya sakit, ibunya juga yang akan disalahkan. Lantas peran ayah di mana? Begitulah stigma masyarakat saat ini. Karena ibu lebih sering bersama dengan anak, maka nilai-nilai akhlak itu diajarkan ketika di rumah. Sehingga jika anak bermasalah, maka yang disalahkan adalah ibunya. Itu mengapa akhir-akhir ini sering muncul berita-berita tentang ibu bunuh diri, ibu dan anak bunuh diri bersama, atau ibu membunuh anaknya. Dalam hal ini, orang-orang terdekatnya seperti suami seharusnya ikut berperan dalam mengurus anak atau menjadi tempat keluh kesah istrinya. Di lain sisi, ketika anak berprestasi, anak sukses, maka yang dilihat juga siapa ibunya. Begitulah baik atau tidaknya seorang anak yang dilihat tetap siapa ibunya.

Menjadi seorang wanita itu memang tidak mudah. Akan tetapi, semuanya akan baik-baik saja ketika dijalani dan dihadapi, yang sulit dan berat itu hanya ketika ada di pikiran kemudian menjamur menjadi penyakit hati sehingga berdampak pada kehidupan. Semua ibu itu hebat. Sudah banyak tangga kehidupan yang dilalui. Sudah banyak tantangan hidup yang dia rasakan. Itu mengapa surga ada di telapak kaki ibu? Doa dan ridhanya selalu diharapkan oleh anak-anaknya. Tidak perlu menjadi ibu sempurna, karena seorang anak hanya butuh ibu yang bahagia.

Sumber gambar: Freepik.com

Iklimatus Sholiha
/ Published posts: 1

Ibu Rumah Tangga