310 views 9 mins 0 comments

Que Sera, Sera: Mental Health Pada Sektor Pendidikan Sebagai Upaya Kesejahteraan Manusia

In Gaya Hidup, Mental Health, Review, Serba-serbi
January 15, 2024

When I was just a little girl

I asked my mother, “what will I be?”

“Will I be pretty? Will I be rich?”

Here’s what she said to me

“Que sera, sera

whatever will be, will be

The future’s not ours to see

Que sera, sera

What will be, will be

Lagu yang dipopulerkan oleh Doris Day pada 1956 dalam film The Man Who Knew Too Much merupakan salah satu lagu populer sepanjang masa. Lagu yang ditulis oleh Jay Livingston dan Ray Evans ini, mengisyaratkan kepada kita untuk menghadapi ketidakpastian masa depan tanpa harus banyak memikirkan sesuatu yang akan terjadi untuk kedepannya. Memikirkan masa depan merupakan rasa yang secara alamiah dimiliki oleh orang lain. Tentu saja jika memikirkan hal tersebut secara berlarut-larut, akan tumbuh rasa kekhawatiran dan kegelisahan yang membuat pikiran akan menjadi stres.

Sebagaimana lagu di atas, tentu sangat berkaitan dengan kesehatan mental. Akhir-akhir ini, kesehatan isu menjadi isu yang krusial untuk dibahas, sebab apabila mengalami mental health akan mempengaruhi aktivitas manusia, baik secara perilaku maupun kesehatan dalam diri manusia itu sendiri. 

Menurut WHO (World Health Organization) kesehatan mental adalah keadaan sejahtera mental yang memungkinkan seseorang mengatasi tekanan hidup, menyadari kemampuannya, belajar dengan baik dan bekerja dengan baik, serta berkontribusi pada komunitasnya dan masyarakat luas. Artinya, kesehatan mental menjadi pedoman tubuh untuk melakukan seluruh aktivitas yang akan dijalani agar berjalan dengan baik.

Di dalam UU Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, kesehatan mental disebut dengan kesehatan jiwa. Definisi dari kesehatan mental menurut UU Kesehatan hampir sama dengan yang dijelaskan oleh WHO, kesehatan mental adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.

Kesehatan mental tidak hanya sekadar gangguan mental, penyakit ini berada dalam sebuah kontinum yang kompleks, yang dialami secara berbeda dari satu orang ke orang lain, dengan tingkat kesulitan dan tekanan yang berbeda-beda, serta potensi hasil sosial dan klinis yang berbeda. Dalam UU Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, kesehatan mental merupakan salah satu ragam dari penyandang disabilitas.

Kesehatan Mental dalam Dunia Pendidikan

Para ahli pendidikan menghabiskan banyak waktu untuk merumuskan tujuan pendidikan, namun pada masa sekarang tidak banyak membicarakan tentang arti penting dari entitas pendidikan sehingga adanya carut-marut didalamnya. Pendidikan tidak hanya persoalan akademik saja, tetapi juga harus memperhatikan kondisi kesehatan mental pada pengajar dan pelajar. Pendidikan merupakan sebuah proses yang dijalani individu untuk mencapai hidup yang lebih baik, kebahagiaan harus didapatkan di dunia pendidikan karena kebahagiaan merupakan indikator penting dalam kesehatan mental seseorang.  

Menurut hasil survei dari Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) menunjukkan bahwa 1 dari 3 remaja Indonesia usia 10-17 tahun memiliki masalah kesehatan mental. Sementara 1 dari 20 remaja Indonesia memiliki gangguan mental dalam 12 bulan terakhir, angka tersebut setara dengan 15,5 juta dan 2,45 juta remaja.

Beberapa faktor yang mengakibatkan gangguan kesehatan mental pada remaja adalah tindakan bullying, tuntutan akademis yang tinggi mengakibatkan tekanan psikologis yang berlebihan, isolasi sosial terhadap kesulitan beradaptasi dengan lingkungan baru, masalah keuangan, tekanan keluarga, krisis hubungan, dan pengalaman masa kecil yang traumatis. Hal ini merupakan tindakan yang sangat mengangu dari kesehatan mental mereka, tindakan yang paling parah ketika remaja mengalami gangguan kesehatan mental adalah dengan cara mengakhiri hidup mereka sendiri.

Data dari Kementrian Kesehatan RI bahwa sepanjang 2022 sebanyak 826 kasus bunuh diri dilakukan oleh remaja, sedangkan data dari Pusiknas RI selama periode Januari-September 2023 ada 971 kasus bunuh diri yang mana perilaku bunuh diri ini terkait dengan gangguan kesehatan mental. Banyaknya angka bunuh diri dari sektor pendidikan yang diakibatkan oleh gangguan kesehatan mental menunjukkan fakta bahwa adanya permasalahan serius dalam sistem pendidikan di Indonesia. Pentingnya pengendalian diri terhadap gangguan kesehatan mental haruslah dilakukan agar hidup menjadi sebuah arti yang sangat penting bagi setiap insan.

Penanganan gangguan kesehatan mental di sektor pendidikan melibatkan pendekatan holistik yang melibatkan beberapa pihak, termasuk pelajar, pengajar, orang tua, dan tenaga kesehatan mental. Beberapa langkah untuk menjaga kesehatan mental adalah sebagai berikut. 

  1. Menerapkan Self Love

Self Love adalah aspek penting dalam menjaga kesehatan mental, hal ini merupakan aktivitas yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan rasa kesejahteraan diri sendiri. Menjalani hidup sehat, menjauhi lingkungan yang bisa membawa pengaruh buruk, dan selalu berpikir positif adalah cara untuk menerapkan self love. Jangan mudah membandingkan diri sendiri dengan orang lain karena proses untuk tumbuh dengan sempurna memiliki porsinya masing-masing.

  1. Selalu Berkomunikasi dengan Keluarga dan Teman

Komunikasi ataupun bersosialisasi sangat penting untuk menjaga kesehatan mental. Seseorang yang mengalami gangguan kesehatan mental banyak yang tidak memiliki teman bicara; sehingga mereka merasa tertekan atau depresi secara berlarut-larut terhadap permasalahan yang dialaminya. Banyak dari pengidap gangguan kesehatan mental bermasalah pada komunikasi karena mereka beranggapan bahwa permasalahan yang ada pada mereka itu hanya masalah sepele dan malu untuk membicarakannya, padahal sekecil apa pun masalah itu tetaplah sebuah masalah dan harus tentu ini harus diselesaikan dengan sebuah komunikasi yang membuahkan solusi. Setiap permasalahan tentu juga memiliki sebuah solusi yang baik, dengan berkomunikasi dengan teman atau keluarga setidaknya bisa mengurangi setengah beban permasalahan yang dialami. 

  1. Penerapan Pola Hidup yang Sehat

Beberapa penelitian mengatakan bahwa rutin berolahraga selama 150 menit dalam seminggu dapat mengurangi depresi dan kecemasan, jenis olahraga pun bisa disesuaikan dengan yang kita kehendaki seperti jogging, jalan sehat, push-up, futsal, dan badminton. Di dalam tubuh memiliki hormon endorfin yang berfungsi untuk menghilangkan rasa khawatir dan tekanan stres pada tubuh, hormon ini bekerja seperti obat penenang alami yang meredakan rasa khawatir  dan stres tersebut. Olahraga juga harus dilakukan dengan memperhatikan waktu, jika melakukan olahraga yang berlebihan maka memiliki efek yang buruk terhadap tubuh. Selain olahraga juga harus mengkonsumsi makanan yang sehat, sayuran dan buah-buahan memiliki nutrisi yang banyak. Nutrisi ini berfungsi untuk meningkatkan suasana hati dan mengembalikan integritas struktural pada sel otak.

  1. Lakukan Hal yang Positif

Kegiatan sehari-hari tentu memiliki makna tertentu bagi tubuh kita, maka dari itu untuk terbentuknya semangat pada diri sendiri haruslah melakukan kegiatan-kegiatan yang juga impact nya bisa memberikan sesuatu yang fresh bagi tubuh. Banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan diantaranya membaca buku, menulis, melakukan sesuatu yang baik untuk orang lain, beribadah, dan harus memiliki fokus kepada tujuan yang akan dicapai.

Beberapa hal di atas dapat diterapkan untuk tetap menjaga selalu kesehatan mental. Kegiatan tersebut sangat sederhana dan mudah dilakukan, jika menerapkan sebagiannya saja sudah sangat membantu tubuh agar tidak terlalu memusingkan persoalan dunia dan kehidupan seperti halnya lagu Que sera-sera tersebut. Kita sangat diperbolehkan untuk mengandai-andai tentang masa depan, namun jangan sampai terlarut dengan hal tersebut. Sejatinya manusia hanya bisa berusaha dengan gigih terhadap sesuatu yang diimpikannya. Apa pun yang terjadi kelak di masa depan, kita adalah orang yang hebat karena sudah bisa bertahan dan melalui berbagai rintangan yang dialami. Masa depan adalah untuk kita yang sudah mempersiapkan hari ini.

Sumber Gambar: www.freepik.com

Miqdad Thufeil
/ Published posts: 1

Pembelok Mingguan