678 views 6 mins 0 comments

Memahami Kedekatan Relasi Perempuan dan Alam 

In Opini, Serba-serbi
October 26, 2023

Perempuan merupakan entitas terdekat dengan alam, seperti sahabat yang begitu akrab, keduanya sama-sama melahirkan kehidupan. Jika perempuan memiliki rahim untuk tumbuh, berkembang, dan lahir janin, maka alam juga adalah rahim, tempat lahir, tumbuh, dan berkembangnya kehidupan. Perempuan dan alam memiliki hubungan yang tidak hanya saling terhubung tetapi hingga penyatuan. Dua keberadaan yang seakan terpisah ini pada dasarnya adalah sebuah kesatuan. Alam menumbuhkan pepohonan, mengalirkan air dan menjaga keseimbangan. Begitu juga perempuan, ia melahirkan anak manusia, merawat, mendidik dan menjaganya hingga tumbuh menjadi dewasa, menjaga keberlangsungan kehidupan.

Perempuan dianggap sebagai pemelihara kehidupan, memiliki kemampuan memproduksi dan mereproduksi kehidupan. Prinsip lestari dan keberlanjutan kehidupan terwujud dari perempuan. Kaum perempuan memainkan peran paling sentral dan signifikan dalam menjaga keberlanjutan dan keahliannya sebagai penyedia sumber pangan. Dalam banyak dimensi, perempuan dan alam saling rajut dan menjaga, membentuk identitas diri yang baru, tidak hanya identitas sosial, tetapi juga budaya dan ideologi. 

Para perempuan beraktivitas di sumber penghidupan tanpa orientasi materialistis untuk mendapatkan uang semata, melainkan untuk keberlangsungan dan keberlanjutan hidupnya dan keluarga. Para perempuan memiliki perspektif keberlanjutan yang ecocentric, karena mengakarnya kesadaran bahwa alam yang rusak adalah ancaman bagi kehidupan. Harmoni antara alam dan manusia mendorong terjadinya kesinambungan antara manusia dan alam. Alam dipersepsikan dan dimaknai sebagai sumber penghidupan. Dan perempuan–secara khusus–memiliki keahlian dalam mengelola alam sebagai penopang dalam keberlangsungan hidup. 

Sementara itu dari perspektif ekofeminisme, perempuan dan alam dinilai mengalami ketidakadilan yang sama, eksploitasi, subordinasi, dan alienasi, hingga terdegradasi dan hanya menjadi objek. Perempuan dan alam tersudut oleh gempuran kapitalisasi dan neoimperialisme yang tidak pernah melihat perempuan setara dengan laki-laki. Watak dominasi juga ditunjukkan ketika mereka melihat alam, hanya semata-mata objek pemuas hasrat.

Perkembangan pandangan dan pemahaman yang melihat kehidupan dalam dualisme dan mendikotomikan antara manusia dan alam, seperti layaknya perempuan yang posisinya berada dalam subordinasi laki-laki (pada sebagian besar kasus), bumi berada dalam posisi subordinasi dari kekuasaan dan kerakusan manusia, bumi sebagai objek eksploitasi dan kerusakan demi memenuhi kebutuhan manusia, mereka tidak lagi memandang alam sebagai partner yang harus “berhubungan dengan mesra” dan saling menjaga, sebaliknya alam dipandang sebagai aset, sebagai sumber kemakmuran yang dari sanalah semua kekayaan dapat diambil sehabis-habisnya. 

Pepohonan dibabat, diganti dengan wajah baru. Persawahan diratakan, diganti kotak-kotak pondasi bangunan, tanah digali hingga kedalaman ratusan meter, sungai dicemari zat-zat polutan, udara disesaki kabut asap industri dari moncong-moncong menara korporasi. Eksplorasi dan eksploitasi berdalih modernisasi dan pembangunan, yang berakibat degradasi alam. Terjadinya krisis ekologi tidak bisa dilepaskan dari cara pandang androsentrisme yang serba maskulin, mendominasi, memanipulasi dan eksploitatif terhadap perempuan dan alam.

Jargon ladies, first untuk Perempuan bukan lagi untuk mengagungkan perempuan justru dimanfaatkan untuk memperdaya. rezim kapitalis membuka pintu jebakan menuju dominasi baru yang merongrong perempuan. Prototyping kecantikan, keanggunan, keindahan, mereka produksi dan sebar di berbagai media massa. liberalisme dan kebebasan berekspresi. Eksploitasi seksisme kemudian terjadi seolah tanpa paksaan

Demikian selubung ideologis ilmu pengetahuan maskulin yang obsesi terhadap alam dan perempuan. Tujuannya sama, untuk mendapatkan kekayaan dan keuntungan sebanyak-banyaknya, sebesar-besarnya. Lebih parah lagi untuk melegitimasi segala upaya mengeruk kekayaan alam dengan cara merusak dan menghabiskan, kapitalisme menjadikan “ilmu pengetahuan” sebagai kendaraan untuk “menghalalkan” perbuatannya dalam memperlakukan alam dan perempuan secara semena-mena.  

Padahal jika kita “menempatkan” perempuan dan alam sebagaimana mestinya, sebagaimana “sunnahNya” maka kehidupan akan lestari. Mempertahankan identitas perempuan dan alam memang perlu waktu dan kerja keras. Jika terus berjalan, gerakan ini pasti memicu kelahiran sosok-sosok perempuan inovator yang memelihara alam dengan cinta dan keperempuanan mereka. Selain itu sangat penting meningkatkan kesadaran. Tanpa adanya kesadaran, kita teralienasi dari apa yang kita konsumsi.  Penting agar kesadaran selalu terjaga, agar kita mampu melihat penindasan terhadap Perempuan dan alam yang terjadi di sekeliling kita dan melakukan kritik terhadapnya.  Kesadaran harus ada untuk mengetahui bahwa eksploitasi dan perusakan lingkungan adalah isu yang erat berkaitan dengan logika penindasan perempuan.

Feminisme merupakan upaya melawan naturisme dan esensialisme, yang artinya, ia berupaya menghapus seksisme. Alam kerahiman perempuan, lahir dan tumbuh kehidupan-kehidupan baru. Begitu pun bumi (alam), melahirkan dan menumbuhkan kehidupan yang baru pula. Dapat kita garis bawahi bahwa alam dan perempuan sebenarnya adalah sumber penghidupan dengan sistem produksi dan reproduksinya. Alam sebagai rahim dan perempuan yang memiliki rahim adalah kekuatan untuk berlangsungnya energi kreatif kehidupan. Jika itu semua dimatikan maka musnah sudah kehidupan di dunia ini.

Referensi 

Gina, A. 2017. Ekofeminisme; Menyoal Perempuan dan Alam. Jurnal Perempuan Indonesia. https://www.jurnalperempuan.org/blog/ekofeminisme-menyoal-perempuan-dan-alam

Mohammad, R, 2023. Perempuan dan Alam; 1 Identitas Baru yang Menjaga Kehidupan. https://gemawan.org/menjaga-perempuan-dan-alam-demi-kehidupan/

Nasihah, M. 2021. Peran Perempuan dalam Sustainability Sumber Daya Alam. Publikasi Ilmiah Unisla. https://unisla.ac.id/peran-perempuan-dalam-sustainability-sumber-daya-alam/

Rahmad, 2021. Ekofeminisme; Relasi Perempuan dengan Alam. https://kumparan.com/rahmad-1614421623371242908/ekofeminisme-relasi-perempuan-dengan-alam-1vG4EVMv4Bu/2

Yakub, R. 2021. Ekofeminisme; Memahami Alam dan Perempuan. https://jazirah.id/2021/03/10/ekofeminisme-memahami-alam-dan-perempuan/

Sumber Gambar: Vecteezy

Mima Varella
/ Published posts: 1

Dosen