165 views 5 mins 0 comments

Bawa Semangat Empowerment, Gangubai Kathiawadi Perjuangkan Hak Pekerja Seks India

In Review, Serba-serbi
September 28, 2023

Sejak kecil, Gangubai dibesarkan di keluarga yang cukup terpandang. Ayahnya adalah seorang pengacara yang menganggap bahwa hidup harus dijalankan dengan perencanaan matang dan standar-standar tertentu. Prinsip ini kemudian menghambat Gangubai menggapai mimpinya untuk bekerja di industri film. Hingga pada suatu hari, kekasihnya, Ramnik membawanya ke suatu tempat yang menjadikan kehidupan Gangubai berubah sama sekali. Dari sinilah cerita dimulai.

Ramnik membawa Gangubai pada kehidupan baru melalui cara-cara yang sangat manipulatif. Dirinya secara sadar menjual Gangubai ke salah satu rumah bordil di wilayah prostitusi pesisir barat India. Seperti, perempuan-perempuan sebelumnya yang mengawali hidup di rumah bordil itu, Gangubai tentu shock dan menolak apa yang telah terjadi pada dirinya. Lingkungan gelap yang secara keseluruhan berbeda dari lingkungan rumahnya, sikap-sikap tak ramah yang ia temui, sampai pemaksaan dan eksploitasi yang ia alami secara seksual.  Sekarang, rumah bordil itu mau tak mau harus menjadi tempat tinggalnya.

Hari demi hari dengan susah payah dijalani Gangubai. Pemaksaan, kekerasan, dan eksploitasi seksual menjadi makanannya sehari-hari. Setelah berteman dengan air mata, Gangubai memaksa dirinya untuk menerima keadaan. Setiap sore bersama perempuan lainnya, Gangubai menunggu di ambang pintu untuk kemudian dipilih oleh lelaki manapun yang ingin menghabiskan waktu dengannya. Lama-kelamaan, perempuan yang menindik anting di hidungnya itu pun berdamai dengan segala takdir yang diberikan untuknya sebagai pekerja seks.

Cerita dalam film ini menunjukkan bahwa perempuan kerap dilihat hanya sebagai objek seksual. Pelabelan itu membawa banyak perempuan pada objektifikasi yang mengarah pada kekerasan, baik secara verbal maupun non-verbal. Permasalahan ini berangkat pada persoalan ketimpangan gender yang memandang perempuan bukan sebagai manusia dengan kebebasan penuh. Subordinasi yang dialami perempuan semakin hari semakin dipertanyakan, apakah hanya karena perbedaan jenis kelamin? Ataukah ada suatu momen dalam sejarah kemanusiaan yang mengawali subordinasi itu?

Kesan penindasan yang telah dibangun di awal perlahan runtuh dan digantikan dengan semangat perjuangan Gangubai yang mampu merubah keadaan. Seketika dirinya menjadi pemimpin wilayah Kamathipura dan membuat lokalisasi sebagai salah satu basis sosial yang diperhitungkan. Sebagai orang yang memiliki massa dan disegani, Gangubai perlahan mengangkat serta memperjuangkan hak-hak pekerja seks. Langkah-langkah politis yang dilakukan Gangubai salah satunya adalah berhadapan dengan Perdana Menteri India yang menjabat saat itu, Jawaharlal Nehru.

Tujuannya agar kehidupan para pekerja seks lebih diperhatikan dan diberi keleluasaan dalam mengakses kebutuhan-kebutuhan hidup pada umumnya, seperti pendidikan. Label aktivis sosial didapatkan Gangubai tak hanya karena upayanya dalam memperjuangkan kehidupan para pekerja seks, tetapi juga perhatiannya pada kesejahteraan anak-anak yatim. Sebanyak 4000 perempuan di Kamathipura berhasil mendapatkan pembelaan dan hak-haknya berkat inisiasi dari Gangubai.

Gangubai yang diperankan oleh Alia Bhatt berhasil menyihir penonton dengan kemampuannya membawakan karakter tegas dengan tipe suara yang berat. Secara perlahan namun pasti, penonton dapat terbawa suasana dalam setiap scene dan memvalidasi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Gangubai. Tak sedikit momen-momen haru dan heroik yang akan dijumpai pada beberapa scene

Isu soal hak-hak pekerja seks yang diangkat dalam film ini mengajak kita untuk sama-sama mencoba memikirkan kembali bagaimana menjadi manusia. Sebabnya, sebagian manusia merasa berhak untuk memandang sebelah mata manusia lainnya hanya karena perbedaan latar belakang serta status sosial. Walaupun dapat dikatakan kontroversial, tetapi saat melihat layar, kesan-kesan negatif akan perlahan tersapu dengan aksi-aksi inspiratif yang dilakukan Gangubai. 

Dirilis pada 25 Februari 2022, film ini menjadi salah satu yang laris di Box-Office pada saat itu. Bahkan saat memasuki aplikasi streaming, Gangubai Kathiawadi berhasil menjadi salah satu dari 10 film teratas dunia pada pekan perilisannya. Sebanyak 25 negara memiliki minat besar pada film ini, beberapa di antaranya adalah Kanada, Inggris Raya, Afrika Selatan, Austraia, dan Uni Emirat Arab. Film besutan sutradara Sanjay Leela Bhansali ini diangkat dari kisah nyata yang sebelumnya telah ditulis dalam bentuk novel karya Hussain Zaidi dengan judul Mafia Queens of Mumbai. Sebuah mahakarya yang sayang untuk dilewatkan. 

Sumber gambar: Cineverse.id



Cindy Parastasia
/ Published posts: 2

Redaktur Pelaksana angkatsuara.id